Demam Tifoid

Posted by Dedy Saputra Thursday, May 21, 2009 0 comments

Mutiara Diagnosis Demam Tifoid
Oleh : Dito Anurogo, S. Ked.

05-Sep-2008, 20:14:39 WIB - [www.kabarindonesia.com]

Sinonim
Beberapa sebutan lain untuk demam tifoid adalah:
1.
Typhoid fever
2.
Typhus abdominalis
3.
Enteric fever
4.
Typhoid
5. Demam paratifoid (sedikit lebih ringan daripada demam tifoid)

Definisi
1. Penyakit infeksi akut pada usus halus (
ileum) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.

2.
Serious infection marked by intestinal inflammation and ulceration, caused by Salmonella typhosa ingested with food or water.

Penyebab
1. Salmonella typhosa/Eberthella typhosa
2. Salmonella choleraesius
3. Salmonella enteritidis


Identifikasi
Salmonella typhosa:
1. Kuman gram negatif
2. Motile (bergerak)
3. Tidak menghasilkan spora
4. Memiliki tiga macam antigen:
a. Antigen O
(=
Ohne Hauch) Merupakan antigen somatik, tidak menyebar.
b. Antigen H
Hauch (menyebar), terdapat pada flagel,
bersifat termolabil (tidak tahan trhadap perubahan suhu).
c. Antigen V1
(= kapsul) Merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman
dan melindungi antigen O terhadap fagositosis.

Manifestasi Klinis
* Masa inkubasi: 10-14 hari.
* Penderita <> 5 tahun:
a. Demam selama satu minggu atau lebih, terutama sore atau
malam hari.
b. Lidah tifoid (tremor, di bagian tengah kotor, di bagian tepi
hiperemis/memerah, lidah tampak kering; dilapisi selaput tebal)
c. Pembesaran limpa/lien (splenomegali), pembesaran hati/liver
(hepatomegali). Hepatomegali lebih sering dijumpai daripada
splenomegali.
d. Nyeri tekan/spontan di daerah
McBurney (di perut kanan
bawah), sedangkan di sisi kiri normal/kurang nyeri.
e. Meteorismus (kembung; terdapatnya gas di perut dan usus)
f. Dapat disertai diare atau konstipasi (sembelit).
g. Dapat disertai batuk-batuk,
anorexia (selera makan
menurun/menghilang),
lethargy (sensasi mengantuk yang
hebat),
delirium (mengigau), nyeri kepala, nyeri perut.
h. Dapat disertai penurunan kualitas/fungsi pendengaran
(agak tuli).
i. Bila berat dapat dijumpai penurunan kesadaran, kejang,
dan ikterus.

Epidemiologi
* Usia penderita di Indonesia (daerah endemis) antara 3-19 tahun (prevalensi 91% kasus).
* Kejadian demam tifoid meningkat terutama pada musim hujan. Di negara dengan empat musim, insiden demam tifoid meningkat terutama pada musim panas.

Pemeriksaan Penunjang
1. Tes Widal (Uji serologi Widal)
Dasar tes Widal: reaksi aglutinasi antara antigen
Salmonella typhi dan antibodi yang terdapat di dalam serum penderita.

Di Indonesia, pengambilan angka titer O aglutinin lebih dari atau sama dengan 1/40 dengan memakai uji Widal slide agglutination menunjukkan nilai ramal positif 96%. Artinya bila hasil tes positif, 96% kasus benar terkena demam tifoid.

Menurut Poorwo Soedarmo, dkk. (2008) dan Mubin (2008), bila titer O aglutinin sekali periksa lebih dari atau sama dengan 1/200 sekali periksa atau pada titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali (dalam satu minggu), maka diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan.

2. Pemeriksaan Laboratorium
* Terdapat gambaran darah tepi:
anemia normokrom normositer, trombositopeni, limfositosis
relatif, leukopenia (tidak selalu ditemukan), aneosinofilia.
* LED (laju endap darah) meningkat.
* Gambaran sumsum tulang: normoseluler, eritroid dan mieloid
sistem normal, jumlah megakariosit dalam batas normal.

3. Pemeriksaan Radiologi
a. Foto
thorax
Jika diduga terjadi komplikasi pneumonia.
b. Foto abdomen
Jika diduga terjadi komplikasi intraintestinal seperti:
perforasi usus, perdarahan saluran pencernaan.


Penatalaksanaan
A. Medikamentosa
A.1. Pilihan antibiotik yang dapat digunakan:
a. Kloramfenikol (
drug of choice) 50-100 mg/kg berat badan/hari, oral atau intravena, dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari.

b. Amoksisilin 100 mg/kg berat badan/hari, oral atau intravena, selama 10 hari.

c. Kotrimoksasol 6 mg/kg berat badan/hari, oral, selama 10 hari.

d. Seftriakson 80 mg/kg berat badan/hari, intravena atau intramuskuler, sekali sehari, 5 hari.

e. Sefiksim 10 mg/kg berat badan/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis, selama 10 hari.

A.2. Antipiretik
Diberikan bila demam > 39ºC. Dapat diberikan lebih awal bila ada riwayat kejang demam.

A.3. Kortikosteroid
Diberikan pada kasus berat yang disertai gangguan kesadaran. Deksametason 1-3 mg/kg berat badan/hari, intravena, dibagi 3 dosis, hingga kesadaran membaik.

A.4. Pembedahan
Diperlukan bila terjadi perforasi usus.

B. Pencegahan
B.1. Higiene, sanitasi, edukasi.
Mencegah demam tifoid adalah dengan meningkatkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan seperti: tidak jajan di sembarang tempat, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, pengamanan pembuangan limbah feses (tinja), pemberantasan lalat, penyediaan air minum yang memenuhi syarat, penyuluhan masyarakat.

B.2. Imunisasi
Vaksin yang digunakan adalah:
a. Vaksin yang dibuat dari
Salmonella typhosa yang dimatikan.
Pada pemberian oral, vaksin ini ternyata tidak memberikan
perlindungan yang baik.
b. Vaksin yang dibuat dari strain
Salmonella yang dilemahkan
(Ty21-a). Diberikan secara oral, pada usia > 6 tahun, dengan
interval selang sehari (hari 1, 3, 5), ulangan setiap 3-5 tahun.
Vaksin ini memberikan perlindungan 87-95% selama 1,5 tahun.
c. Vaksin polisakarida kapsular Vi (Typhi Vi).
Vaksin ini disuntikkan sc atau im 0,5 mL dengan booster
(diulang setiap) 2-3 tahun.

Komplikasi/Penyulit
A. Intraintestinal (pada usus halus)
1. Perdarahan saluran pencernaan
2. Perforasi usus
3. Peritonitis

B. Ekstraintestinal (di luar usus halus)
4. Bronkitis
5. Bronkopneumonia
6. Endokarditis
7. Hepatitis tifosa
8. Kolesistitis
9. Meningitis
10. Miokarditis
11. Osteomielitis
12. Pielonefritis
13. Pneumonia
14. Syok septik
15. Tifoid ensefalopati

Diagnosis Banding
Stadium dini:
1. Influenza
2. Gastroenteritis
3. Bronkitis
4. Bronkopneumonia

Stadium lanjut (demam tifoid berat):
5. Demam paratifoid
6. Malaria
7. TBC (Tuberkulosis) milier
8. Meningitis
9. Endokarditis bakterial
10. Sepsis
11. Leukemia
12. Limfoma
13. Penyakit Hodgkin
14. Infeksi Rickettsia (penyebab Q fever)

Problem lain yang perlu dipertimbangkan:
15. Infeksi jamur sistemik
16. Bruselosis
17. Tularemia
18. Shigelosis

Tahukah Anda?
* Kata
typhoid dan typhus berasal dari kata Yunani typhos yang berarti asap/kabut. Pada mulanya, terminologi ini dipakai pada penderita yang mengalami demam disertai kesadaran yang terganggu.

*
Salmonella typhi di dalam air akan mati jika dipanasi setinggi 57ºC dalam beberapa menit atau dengan proses iodinasi/klorinasi.

* Untuk makanan, pemanasan sampai suhu 57ºC beberapa menit secara merata, dapat mematikan kuman
Salmonella typhi.

* Diagnosis pasti demam tifoid ditegakkan melalui isolasi
Salmonella typhi dari darah.

* Trias (suspek/curiga) demam tifoid:
1. Demam step-ladder temperature chart, dengan karakteristik:
a. Naik secara bertahap setiap hari.
b. Mencapai suhu tertinggi pada akhir minggu pertama.
Pada minggu kedua demam terus menerus tinggi.
Pada minggu keempat demam turun perlahan secara lisis,
kecuali jika terjadi fokus infeksi, maka demam
akan menetap.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Demam Tifoid
Ditulis oleh Dedy Saputra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mrd33p.blogspot.com/2009/05/demam-tifoid.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of Tutorial , Bisnis.