PROSES MENUA

Posted by Dedy Saputra Thursday, May 21, 2009 0 comments

Ditulis pada Maret 14, 2008 oleh harnawatiaj

Proses Menua
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh yang berlangsung terus menerus dimulai sejak lahir.
Mitos - Mitos Lan jut dan Kenyataannya
a. Mitos kedamaian dan ketenangan
b. Mitos konservatisme dan kemunduran
c. Mitos berpenyakitan
d. Mitos senilitas
e. Mitos tidak jatuh cinta
f. Mitos aseksualitas
g. Mitos ketidakproduktifan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
a. Hereditas : keturunan
b. Nutrisi : makanan
c. Status kesehatan
d. Lingkungan
e. Stress
Batasan-Batasan Lanjut Usia
f. Menurut WHO
a.1 Usia pertengahan ( middle Age ) : 45-59 tahun
a.2 Lanjut usia ( earderly ) : 60-64 tahun
a.3 Lanjut Usioa Tua ( Old ) : 75-90 tahun
a.4 Usia sangat tua ( Very Old ) : diats 90 tahun
g. Menurut Prof. DR. Ny. Sumiaty Achmad Muhamad ( Alm ). ( Guru besar FK-UGM )
b.1 Usia lanjut ( senium ): 65 Tahun Keatas
h. Menurut Dra. Ny. Jose Masdani ( Psikologi UI )
c.1 Presenium : Usia 55- 65 tahun
c.2 Senium : 65 tahun – hingga tutup usia
i. Menurut Prof. DR. Koesoemato Setyo Negoro
d.1 Lanjut usia : lebih dari 65 tahun atau 70 tahun. Terbagi untuk umur 70-75 tahun ( Young Old ), 75-80 tahun ( Old ), lebih dari 80 tahun ( Very old)
j. Menurut UU. No.13 Tahun 1998
e.1 Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ketas
Tinjauan Umum Penyakit
Pengertian
ISPA adalah penyakit infeksi yang mengenai saluran pernafasan atas dan merupakan kondisi umum yang mengenai kebanyakan orang pada waktu tertentu. Beberapa dari kondisis tersebut adalah akut dengan gejala yang berlangsung lama atau terjadi secara berulang. Pasien yang terkena penyakit ini jarang memerlukan perawatan di rumah sakit.
Beberapa penyakit yang termasuk dalam golongan ini adalah Common Cold, Infeksi Herpes Simpleks, Sinusitis Akut maupun Kronis, Rinitis, Faringitis Akut dan kronis, Tonsilitis dan Adenoiditis, Abses Peritonsiler dan laringitis.
Penyebab dan Manifestasi klinik
ISPA disebabakan oleh virus terdiri dari 200 virus yang dikelompokkan menjadi 5 kelompok utama. dengan gejala umum sakit tenggorok, batuk, kongesti nasal, bersin-bersin, malaise, demam, menggigil dan sakit kepala dan otot. Gejala dapat berlangsung 5 hari sampai 2 minggu.
Patofisiologi
Masuknya kuman / virus kedalam tubuh melalui sistem pernafasan selanjutnya akan terjadi reaksi antigen dan antibody pada salah tempat tertentu disaluran nafas bagian atas, reaksi tersebut berupa reaksi radang, sehingga terkadang bayak sekali di hasilkannya mukus. Dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 berupa pengeluaran zat pyrogen endogen yang selanjutnya akan merangsang pengeluaran mediator kimia berupa prostaglandin, hal tersebut akan menggeser set point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan tubuh menggigil dan demam, reaksi tersebut disebut dengan common cold. Respon batuk pun akan muncul seiiring dengan terangsangsa villi-villi saluran pernafasan akbat adanya mukus.
Penatalaksanaan
Untuk common cold tidak ada pengobatan secara spesifik, penatalaksanaan pada penderita ISPA hanya bersifat simptomatik seperti pemberian cairan yang adekuat, istirahat, pencegahan menggigil, dekogestal nasal, Vitamin C, Ekspektoran sesuai kebutuhan, Aspirin atau astamenopen, sedangkan antibiotik hanya digunakan sebagai profilaktif untuk mencegah komplikasi lanjut bagi pasien yang berisiko tinggi terhadap kondisi pernafasan, karena antibiotik tidak mempengaruhi virus.
Tinjauan Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Riwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan tanda dn gejala sakit kepala, sakit tenggorok dan nyeri sekitar mata serta pada kedua sisi hidung, ksulitan menelan, batuk, suara serak, demam , hidung tersumbat dan rasa tidak nyaman umum serta keletihan. Menetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang menjadi pencetusnya, apa yang dapat menghilangkan atau meringankan gejala tersebut dan apa yang memperburuk gejala adalah bagian dari pengkajian, juga mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang timbul bersama. Inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi atau asemetris hidung juga perdarahan atau rabas. Mukusa hidung diinspeksi terhadap temuan abnormal seprti warana kemerahan , pembengkakan , eksudat, dan polip hidung yang mungkin terjadi dalam rinithis kronis. Sinus frontal dan maksilaris di palpasi terhadap nyeri tekan yang menunjukkan inflamasi. Tenggorok diamati dengan meminta klien membuka mulutnya lebar-lebar dan nafas dalam. Tonsuil dan faring diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan, asimetris, darinage, ulserasi dan pembesaran. Trakhea dipalpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher, dan setiap massa atau deformitas diidentifikasi. Nodus limfe leher juga dipalpasi terhadap pembesaran dan nyeri tekan.
Diagnosis
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapatr mencakup sebagi berikut :
a. Inefektif bersihan jalan nafas b/d sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi
b. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas sekunder akbiat infeksi
c. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan
d. Defisit volume cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam.
e. Defisit pengetahuan mengenai pencegahan ISPA ,regimen pengobatan, prosedur khusus atau perawatan pasca operasi.

Perencanaan dan implementasi
Tujuaan utama pasien dapat mencakup pemeliharaan potensi jalan nafas, menghilangkan nyeri, pemeliharaan cara efektik komunikasi, tidak terjadi defisit volume cairan, pengetahuan tentang pencegahan infeksi jalan nafas atas dan tidak terdapat komplikasi.
Intervensi :
h. Pembersihan jalan nafas : penumpukan sekresi dapat menghambat jalan nafas pada banyak pasien dengan ISPA. Perubahan pola pernafasan dan upaya bernafas yang dibutuhkan untuk dapat melewati sumbatan menjadi meningkat. Sekresi yang kental diencerkan atau dijaga agar tetap basah sehingga mudah dikeluarkan dengan meningkatkan masukan cairan, melembabkan lingkungan dengan menggunakan vaporizer ruangan, menghirup uap dan mengatur posisi untuk drainase tergantung letak infeksi.seperti posisi tegak pada rinitis.
i. Tindakan meningkatkan kenyamanan
ISPA biasanya menghasilkan rasa tidak nyaman seperti nyeri dalam area sinus yang menyebabkan sakit kepala, nyeri tenggorok pada tonsilitis , demam, bengkak dan perdarahan. Tindakan yang dap[at dilakukan antara lain : kantung panas untuk kongesti sinusitis sekaligus meningkatkan drainase, kumur air hangat untuk nyeri tenggorok serta istirahat untuk menghilangkan rasa tidak nyaman umum atau demam. Mengajarkan tekhnik higiene umum pada dan hidung untuk membantu menghilangkan rasa tidak nyaman setempat sekaligus pencegahan penyebaran infeksi. Khusus pasien pasca tonsilektomi, pemasangan collar es dapat mengurangi pembengkakan dan perdarahan.
j. Peningkatan komunikasi
ISPA dapat menyebabkan suara serak sampai kehilangan suara. Pasien diinstruksikan agar tidak mencoba berbicara untuk menghindari pembicaraan. Dapat dianjurkan untuk berkomunikasi secara tulisan
k. Memperbanyak masukan cairan
Pada ISPA, kehilangan cairan dapat disebabkan oleh demam, meningkatnya upaya dan frekuensi pernafasan. Anjurkan pasien untuk minum air 2 sampai 3 liter sehari selama serangan kecuali ada kontraindikasi
l. Penyuluhan pasien
Penyuluhan pasien penting dalam mencegah infeksi dan penyebaran ke orang lain dan meminimalkan komplikasi.
· Praktik tindakan kesehatan yang baik ( diet yang bergizi, olahraga dengan cukup, hindari merokok dan masukan alkohol yang berlebihan)
· Sering mencuci tangan
· Tingkatkan kelembaban udara dirumah terutama selama cuaca dingin
· Hindari iritan (debu, bahan kimia, asap rokok)
· Hindari mendinginkan kulit yang tidak perlu. Kedinginan menurunkan daya tahan
· Hindari keramaian selama musim flu
· Lakukan higiene gigi yang adekuat
f. Pemantauan dan penanganan komplikasi Risiko.
Jika gejala memburuk, periksa tanda-tanda vital ( amati lonjakan suhu tubuh, peningkatan frekuensi nadi untuk deteksi sepsis, otitis media, sinusitis). Jika mendapat terapi antibiotik, klien dianjurkan untuk menghabiskan semua yang diresepkan meski gejala telah hilang.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PROSES MENUA
Ditulis oleh Dedy Saputra
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://mrd33p.blogspot.com/2009/05/proses-menua.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 comments:

Post a Comment

Ricky Pratama's Blog support EvaFashionStore.Com - Original design by Bamz | Copyright of Tutorial , Bisnis.